Wednesday 9 January 2013

BROMO Tidak Semanis Yang diceritakan Orang-orang


Tak ada yang pernah menceritakan dengan selengkapnya mengenai pahit manisnya bromo. Kebanyakan orang menceritakan hal yang manis saja tentang Bromo. Karena itu jugalah yang membuat kami tertarik untuk berpiknik kesana. Kami merupakan tim piknikkeluarga yang bertugas meliput Bromo, sehingga dapat memberikan informasi yang detil dan transparan mengenai Pegunungan Tengger. Tugas kami adalah menceritakan sebenar-benarnya, tanpa ada yang ditutupi sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi mahluk bumi yang ingin bertujuan kesana. Termasuk hal-hal yang berbahaya yang ditemui di TKP.

Tim piknikkeluarga berangkat dari Jombang pukul 19.00, setelah makan malam,sholat isya, kami berangkat dengan hati senang tentunya. Terutama anak-anak yang sudah tidak sabar untuk melihat laut. Btw, anak-anak sangat suka sekali dengan laut. Kami tidak menceritakan bahwa itu adalah lautan pasir yang tidak ada airnya. kami memilih berangkat malam, agar tidak perlu menginap di kawasan Pegunungan Tengger untuk menghemat pengeluaran. Ditengah perjalanan,tepatnya di Pasuruan, Pak Supir menghentikan di salah satu Pom Bensin untuk  beristirahat sejenak (2jam). Pom bensin nya cukup bagus, mushola yang bersih,dilengkapi kipas angin. Dan juga ruangan setengah terbuka berukuran 4x6 meter untuk tempat istirahat yang dilengkapi karpet dan kipas angin. Pak supir tertidur pulas di mobil ditemani penumpangnya yaitu Falah dan Jundii. Sedangkan penumpang lainnya memilih beristirahat di Musholah. 

Setelah istirahat, kami melanjutkan perjalanan dan tiba di lokasi pukul 01.30. Setelah parkir kendaraan, sudah ada yang menanti kami untuk menawari jasa penyewaan mobil Jeep dan jual perlengkapan udara dingin seperti topi,syal, sarung tangan,sarung kaki. Kami membeli 5 buah topi kupluk yang terbuat rajutan woll seharga @14.000. Sedangkan harga penyewaan mobil Jeep ternyata cukup mahal yaitu 600rb per paket dengan 4 lokasi yaitu : Penanjakan 2, Kawah Bromo, Bukit Teletubbies dan Pasir berbisik. Apabila hanya sampai kawah bromo dihargai 350 ribu. Itu belum termasuk penyewaan kuda. Jadi, kami mencoba mencoba mencari di tempat penyewaan lain. Siapa tahu ada yang lebih murah. Disana juga disediakan motor bagi yang suka tantangan dan sudah terbiasa mengendarai motor di jalanan sulit berpasir. 

Sebelum lanjut ke lokasi yang lebih tinggi, saya, valen dan ayah makan nasi dulu, supaya lebih bertenaga. Kami memang sengaja bawa bekal dari rumah sehingga bisa fleksibel apabila tiba-tiba kelaparan. Lanjut ke daerah yang lebih dekat dengan penanjakan, di tengah perjalanan kami berpapasan dengan penduduk untuk menanyakan rute perjalanan, dan diapun menawari jasa mobil jeep. Ternyata harganya sama dengan di tempat yang pertama. Dari pada kehabisan mobil Jeep. 
Kami memutuskan untuk menerima tawaran. Karena ternyata semua harga penyewaan mobil Jeep di Gunung Bromo adalah sama. ALias, tidak bisa ditawar apabila kita mengambil paket. Karena harga sudah ditentukan di Paguyuban. Dan itu cukup bagus sehingga tidak ada persaingan harga, dan kita tidak perlu repot menawar. Setelah mengenakan perlengkapan, pukul 3.00 kami mulai menaiki mobil jeep menuju Penanjakan.

Mobil jeep berhenti di penanjakan 2. Walau masih gelap, ternyata disana sudah banyak orang yang berkumpul. Dan banyak yang menawari jasa kuda. Saya heran, berdasarkan cerita di blog orang lain, kuda digunakan ketika kita menuju kawah. Tapi, kok disini sudah banyak yang menawari kuda. Karena kondisi gelap gulita tanpa penerangan kecuali senter, saya tidak mengetahui bahwa kita mesti mendaki lagi. Jadi, saya putuskan tidak menggunakan kuda. Lalu kami mulai berjalan dan berhenti sejenak di sebuah warung. Disana juga banyak orang yang berhenti sekedar untuk mengisi perut atau menghangatkan badan di perapian yang disediakan pemilik warung. Jundii memesan sebuah popmie yang cukup mahal yang seharga rp.8000. Mungkin harganya sudah termasuk fasilitas perapian. Lalu kami mencoba berjalan lagi, tampak remang-remang, ternyata kami perjalanan adalah mendaki yang kami tidak tahu mendaki sampai setinggi apa dan seterjal apa. Saya sambil mengendong adik bayi yang berusia 9 bln di temani valen berjalan duluan. Jalanan cukup licin dan cukup curam, kira di kemiringan 45 derajat dan cukup sempit, apalagi banyak kuda yang lalu lalang. Keadaan gelap gulita membuat medan menjadi lebih berat. Tapi kami mencoba terus berjalan dengan sekali-sekali beristirahat. Nafas terasa semakin berat karena, banyak sekali orang yang berhenti dengan nafas ngos-ngosan. Terutama orang yang berbadan besar. Untunglah valen masih kuat berjalan walau sekali-kali mengeluh karena kedinginan. 

Setelah berjalan 30 menit, kami tiba di warung kedua. Disana juga disediakan perapian. Kami berhenti sejenak sambil menunggu Ayah wi, Jundii dan Falah. Setelah menungu sekitar 10menit, mereka belum juga tiba, jadi kami memutuskan mendaki lagi. Kami berhenti untuk yang kedua kali ditikungan yang cukup luas. Disana juga banyak orang berhenti. Tiba ditempat tersebut, saya masih belum mengetahui, kami mesti berjalan berapa lagi, karena masih cukup gelap. Yang kelihatan hanyalah lampu-lampu mobil yang beriringan di bawah sana. 10 menit kemudian datanglah ayah wi, jundii dan falah. Jundii sedikit merengek karena kedinginan dan kecapean. Sedangkan falah masih tersenyum gembira. Kami putuskan untuk tidak mendaki lagi. Lagian banyak orang yang berhenti disana, dan tidak sanggup lagi naik keatas. Dan ada juga yang hampir pingsan. Matahari mulai menunjukkan sinarnya, dan pemandangan yang kami tunggupun tiba. 









Subhanalloh... kekuasaan Allah menciptakan bumi beserta keindahannya. Banyak orang yang mulai mengabadikannya. begitu juga kami. Namun sayang, beberapa kali jepret, hasilnya kurang memuaskan karena kualitas kamera yang kami miliki. Hari mulai terang, sehingga lokasi yang kami datangi mulai kelihatan dengan jelas. Ternyata kami mesti berjalan sekitar 45menit lagi untuk sampai ke puncak penanjakan yang paling tinggi. Dan kuda tidak dapat mengantar sampai puncak. Jadi, kuda berhenti  sekitar 50 meter dari tempat kami berhenti. Dan kita mesti naik tangga yang jumlahnya puluhan untuk sampai ke atas. Nah, cerita inilah yang tidak diungkapkan di blog-blog. Untuk sampai di puncak penanjakan ternyata tidak cukup menggunakan mobil jeep saja, mesti ada perjuangan lagi untuk menikmati matahari terbit. Dari tempat kami berhenti, matahari sudah cukup terlihat indah. Dan dengan perlahan kami mulai memperhatikan keadaan sekitarnya. Ternyata gunung Bromo juga kelihatan, begitu juga lautan pasir. ternyata lautan pasir itu berada di bawah penanjakan tepatnya di kaki gunung. 

Hari sudah mulai hangat, kamipun beranjak turun untuk melanjutkan tujuan berikutnya yaitu kawah gunung bromo. Kami mulai menuruni penanjakan yang ternyata tidaklah begitu terjal apabila dilalui dalam keadaan terang. Hanya saja jalanan agak licin terkena embun pagi. Jalanan tersebut tidaklah terlalu lebar, hanya bisa dilalui oleh kendaraan kecil seperti motor, kuda. Jalanan berpasir dan berbatu tersebut juga dipenuhi kotoran kuda. Jadi, saya sarankan agar menggunakan sepatu yang tertutup apabila tidak ingin terkena kotoran kuda. Dengan menaiki mobil jeep, kami mulai menuruni penanjakan menuju lautan pasir. Subhanalah ciptaan Allah. Hamparan pasir yang luas membentang mengelilingi gunung bromo. Disana sudah banyak mobil jeep yang berhenti. Untuk menaiki kawah gunung bromo, diperlukan perjuangan juga yaitu dengan berjalan kaki dari pemberhentian mobil jeep sejauh 1 km dan menaiki tangga yang berjumlah hampir seratus. Apabila ingin menghemat tenaga, perjalanan kaki bisa digantikan dengan kuda. Kuda yang ditawarkan seharga 50rb untuk sekali jalan. 

Sebelum menaiki kawah, kita dapat mampir terlebih dahulu d Pura. Pura merupakan tempat ibadah umat Hindu. Suku asli pegunungan Tengger adalah SUku Tengger yang mayoritas beragama Hindu. Tidak jauh dari parkiran mobil jeep terdapat orang berjualan makanan. Jadi, jangan kuatir akan kelaparan di gunung Bromo. Disana juga tersedia toilet. Sama halnya dengan jalanan di penanjakan, disini juga banyak kotoran kuda yang bertebaran, sehingga kita harus sedikit berhati-hati apabila melangkah.

Tujuan berikutnya adalah bukit teletubbies. Bukit teletubbies tidaklah terlalu tinggi. Bukit yang indah berbentuk batok kelapa yang ditumbuhi tanaman paku dan rumput kering. Warnanya menjadi indah karena kombinasi warna coklat dan hijau. Ada 1 bukit besar dan beberapa bukit kecil. Dan memang sangat mirip dengan perbukitan yang ada di flim teletubbies. Apalagi dengan permainan cahaya matahari, menambah menambah keindahan bukit sabana tersebut. Terakhir kami menuju pasir berbisik yang pasir nya lebih halus dan lebih bersih. Disinilah tempat Dian Sastro bermain flim. Makanya lautan pasir tersebut dinamakan "Pasir Berbisik" sesuai dengan judul filmnya. 
Di sini kami hanya berhenti sebentar karena Jundii, Valen dan adek Bayi sudah terlelap tidur kecapean. Sehingga yang turun hanyalah Ayah wi dan Falah, dan dokumentasi fotopun dibantu oleh supir jeep yang juga merupakan penduduk asli pegunungan tengger. 

Pukul 10.00 kami sudah menyudahi piknikkeluarga dengan tujuan Gunung Bromo. Berikut beberapa kesimpulan dari tim PiknikKeluarga

Biaya perjalanan:
Sewa Jeep paket lengkap (4 tujuan) = 600rb
Topi kupluk (5 buah) = 70rb
Popmie (2buah) = 16rb
Indomie telor goreng (2 mangkok) = 14rb
Aqua botol (1 buah) = 4rb

Total biaya di gunung Bromo <rp 1jt

Tips:
Anak-anak harus memakai baju dingin,topi,kaos tangan,sepatu dan kaos kaki. Syal tidaklah begitu perlu
Orang dewasa cukup menggunakan baju dingin,topi.
Senter
Kamera yang berkualitas, karena yang difotolah adalah sinar matahari
Apabila supir mampu mengendarai dan sudah terbiasa di medan berat, mobil jenis mpv mampu untuk sampai di 4 lokasi tersebut. 
Tidak perlu menggunakan kuda, karena akan lebih seru dan menantang.